REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Hampir semua stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Lampung kehabisan BBM jenis premium. Meski ada stok premium di SPBU seperti di kota Bandar Lampung, antrean kendaraan sudah memanjang.
Sedangkan harga bensin di eceran mencapai Rp 7.000 hingga Rp 9.000 per liter. Pemantauan Republika di sejumlah SPBU kota Bandar Lampung, Rabu (29/6), hampir semua SPBU telah memasang tanda pengumuman bahwa bensin habis.
Sebagian SPBU masih menjual bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax. Hanya ada SPBU yang masih memiliki stok premium yakni di Telukbetung Selatan dan Kemiling, namun antrean kendaraan roda empat dan dua telah mengular panjang.
Menurut Usman, warga Tanjungkarang Barat, ia telah keliling ke sejumlah SPBU hari ini (Rabu, 29/6), namun SPBU sepi dari kendaraan, karena stok premium habis sehari sebelumnya. SPBU Jl Imam Bonjol yang selalu dipadati kendaraan angkutan kota, sejak dua hari lalu telah kehabisan stok.
Nouval, petugas SPBU Beringin Raya Kemiling, pihaknya baru menerima pasokan premium dan solar pada Selasa (28/6) malam. Sebelumnya, SPBU ini menerima pasokan selalu telat dan jatahnya sudah tidak sesuai dengan order. “Kalau semalam mobil tangki tidak masuk, kami juga tidak menjual premium dan solar hari ini,” ujarnya.
Kondisi terparah di SPBU di sejumlah daerah Lampung. Misalnya, di kabupaten Pringsewu, Lampung Tengah, Lampung Utara. Masyarakat telah mengantre sejak semalam di SPBU untuk mendapatkan bensin dan solar. Pasalnya, SPBU kehabisan stok sejak sepekan lalu.
Akibat solar habis di SPBU, kendaraan angkutan umum bus penumpang dan truk angkutan barang, yang melintas di jalan lintas Sumatra, terpaksa membeli solar di tingkat eceran. Namun, harga yang ditawarkan penjual untuk solar mencapai Rp 8.000 per liter, dan bensin Rp 7.000 hingga Rp 9.000 per liter. “Terpaksa kami beli karena tidak ada lagi,” Suradi, supir truk fuso angkutan ekspedisi dari Palembang tujugan Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar