JAKARTA - Menutup KTT ke-18 Asean di JCC, Jakarta hari ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kapasitasnya sebagai ketua mengisyaratkan bahwa Asean menolak energi nuklir.
"Asean memiliki pandangan sama tentang energi. Kita sepakat tidak boleh tergantung pada energi fosil. Tentang nuklir, policy mengenai nuklir ada yang bersifat jangka panjang dan tidak. Itu ada pilihan bangsa yang bersangkutan," ungkap Presiden SBY saat memberikan keterangan pers di JCC, Jakarta, Minggu (8/5/2011).
"Belajar dari Fukushima, tentu semua pihak mesti memahami penggunaan energi nuklir. Jika siap, dapat dilakukan, jika tidak, tidak perlu dilakukan," lanjut kepala negara.
Presiden menambahkan, " Khusus untuk Indonesia, kami memilih sumber energi terbarukan, dalam konteks itu kita lakukan untuk mengurangi energi fosil".
SBY juga menjelaskan mengenai pertemuan dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen dan Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva. Presiden mendengar perspektif masing-masing mengenai konflik perbatasan dari kedua negara.
"Perbedaannya sungguh fundamental. Kamboja ingin kehadiran peninjau, sementara Thailand ingin dilakukan pertemuan bilateral terlebih dulu, sebelum peninjau hadir diperbatasan," tuturnya.
SBY pun menyebutkan Indonesia dalam kapasitasnya sebagai ketua Asean memberikan paket solusi. Pertama, mengaktifkan pertemuan joint border committee, melihat kembali nota kesepahaman kedua negara dan meminta tim peninjau untuk diturunkan.
Kepala negara juga menyebutkan pertemuan kepala negara Asean tidak membahas secara spesifik keadaan dunia pascakematian Osama bin Laden. Namun Indonesia memastikan kerja sama Asean dalam mencegah teror akan terus berjalan.(ram)
This post was made using the Auto Blogging Software from WebMagnates.org This line will not appear when posts are made after activating the software to full version.